Sebagai Pendidik tentu sudah
seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal
yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan
dan kelemahan diri.
Untuk mengawali dalam mengenali diri
dan perannya sebagai seorang pendidik terlebih dahulu kita refleksi terkait
bagaimana perjalanan kita sebagai pendidik. Mengapa memutuskan menjadi
pendidik? Bagaimana perjalanan perjuangan sehingga akhirnya sampai pada profesi
guru?
Kita perlu terus belajar untuk terus
belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia
merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantara, manusia merdeka adalah manusia yang
hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak
tergantung pada orang lain.
Jika kita mengharapkan murid-murid
kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya penting untuk
mereka mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya
yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.
Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam Dasar-dasar pendidikan, bahwa pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Salah satu langkah awal kita sebagai
pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia
yang merdeka untuk terus belajar. Apa yang perlu kita selaraskan agar bisa
menjadi pendidik yang relevan dengan konteks zaman?
Murid-murid kita memang sudah jauh
berbeda dengan kita. Namun, mereka tetap butuh kehadiran sosok pendidik.
Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara jika pendidik itu menuntun
tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Refleksi:
Apa peran kita sebagai pendidik untuk
dapat menuntun kodrat dari murid-murid kita?
Bagaimana kita bisa menjaga hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar