Selalu Setia Memberikan Informasi Yang Terbaik

Selalu Setia Memberikan Informasi Yang Terbaik

4 Macam Tipe Soal TPS Pengetahuan Kuantitatif UTBK 2020

pahamify.com

Pemerintah telah mengumumkan jadwal terbaru dari LTMPT yang akan dilaksanakan pada 5 - 12 Juli 2020. Jadi, anda punya waktu kurang lebih dua bulan lagi buat memantapkan belajar anda. Tapi, jangan sampai lupa istirahat dan jaga kesehatan.

Sebelumnya, anda sudah mengetahui apa itu Tes Potensi Skolastik (TPS). Tes ini digunakan untuk mengukur potensi dalam ranah kemampuan kognitif, logika, atau nalar dan pemahaman umum. Pada tes ini, terdapat 4 subtes, yaitu Penalaran Umum, Pemahaman Bacaan, Pengetahuan Umum, dan Pengetahuan Kuantitatif.
Dari keempat subtes tersebut, anda harus paham  bagaimana tipe soal dari setiap subnya. Sebenarnya bagaimana tipe soal TPS (tes potensi skolastik) pengetahuan kuantitatif?

1. Berbentuk pilihan ganda biasa

Pada tipe ini, anda akan diberikan soal mengenai logika dasar dan matematika level dasar. Meskipun begitu, tidak jarang anda akan menemui kesulitan. Kuncinya, anda harus pahami dulu konsep dasarnya agar bisa mengerjakan soal ini dengan cepat dan tepat.

Contoh soal:

Subtopik: Bilangan

Jika A* adalah bilangan pembulatan bilangan A ke satuan terdekat, maka nilai A - A* untuk A = 8.922 adalah ...

A. 0,078
B. 0,922
C. 0
D. -0,078
E. -0,922

Jawaban: D

Pembahasan:

Karena A = 8.992, maka akan didapat A* = 9. Sehingga A - A* = 8.992 - 9 = -0,078
2. Terdapat pilihan (1), (2), (3), dan (4)
Pada soal tipe ini, anda akan diberikan sebuah pertanyaan dan 4 informasi. Lalu, anda diminta untuk memilih informasi mana yang benar berdasarkan pernyataan yang diberikan.

Contoh soal:

Subtopik: Bilangan

(1) 39.999 bulan
(2) 599 lustrum
(3) 399 dasawarsa
(4) 299 windu

Manakah waktu yang setara dengan lebih dari 3.000 tahun?
A. (1), (2), dan (3) SAJA yang benar.
B. (1) dan (3) SAJA yang benar.
C. (2) dan (4) SAJA yang benar.
D. HANYA (4) yang benar
E. SEMUA pilihan benar.

Jawaban: B

Pembahasan:

(1) 39.999 bulan
Ingat bahwa 12 bulan = 1 tahun atau 1 bulan = 1/12 tahun. Maka, Sehingga lebih dari 3.000 tahun.



(2) 599 lustrum
Ingat bahwa 1 lustrum = 5 tahun. Maka,
Sehingga, kurang dari 3.000 tahun.
(3) 399 dasawarsa
Ingat bahwa 1 dasawarsa = 10 tahun. Maka,



Sehingga, lebih dari 3.000 tahun.
(4) 299 windu
Ingat bahwa 1 windu = 8 tahun. Maka,



Sehingga, kurang dari 3.000 tahun.
Maka, waktu yang setara dengan lebih dari 3.000 tahun ditunjukkan oleh nomor (1) dan (3).

3. Analisis kecukupan data

Pada tipe ini, anda akan diberikan sebuah pertanyaan dan dua informasi. Anda diminta untuk menganalisis informasi mana saja yang dibutuhkan, sehingga pertanyaan yang diberikan dapat terjawab.

Contoh soal:

Subtopik: Aljabar

Diketahui beberapa kamar di hotel A akan ditempati oleh atlet-atlet olimpiade. Berapa banyak atlet yang akan menginap?

(1) Jika satu kamar diisi oleh 7 orang atlet, maka terdapat 1 kamar yang tidak terisi.
(2) Jika satu kamar diisi oleh 6 orang atlet, maka terdapat 14 orang atlet yang tidak mendapatkan kamar.

A. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup.
B. Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup.
C. DUA pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup.
D. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup.
E. Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan.

Jawaban: C

Pembahasan:

Misalkan, banyaknya kamar adalah x dan banyaknya atlet adalah y.
Pernyataan (1)
Jika satu kamar diisi oleh 7 orang atlet, maka terdapat 1 kamar yang tidak terisi, sehingga banyak kamar yang digunakan adalah x - 1 kamar. Karena setiap kamar diisi oleh 7 orang atlet, maka banyaknya atlet secara keseluruhan adalah:




Perhatikan bahwa banyaknya atlet masih bergantung dengan banyaknya kamar, sehingga belum terjawab berapa banyak atlet yang akan menginap.

Pernyataan (2)
Jika satu kamar diisi oleh 6 orang atlet, maka terdapat 14 orang atlet yang tidak mendapatkan kamar. Satu kamar diisi oleh 6 orang atlet, maka banyak atlet yang sudah menempati kamar adalah 6x. Tetapi, terdapat 14 orang atlet yang tidak mendapat kamar. Sehingga banyak atlet secara keseluruhan adalah:



Perhatikan bahwa banyaknya atlet masih bergantung dengan banyaknya kamar, sehingga belum terjawab berapa banyak atlet yang akan menginap. Jadi, masing-masing pernyataan tidaklah cukup untuk menjawab pertanyaan. Maka, cek gabungan kedua pernyataan.

Gabungan pernyataan (1) dan (2)
Jika satu kamar diisi oleh 7 orang atlet, maka terdapat 1 kamar yang tidak terisi. Jika satu kamar diisi oleh 6 orang atlet, maka terdapat 14 orang atlet yang tidak mendapatkan kamar. Dari kedua pernyataan didapat dua buah persamaan, yaitu:


Sehingga,




Maka,



Sehingga, terjawab bahwa terdapat 140 atlet yang akan menginap. Maka, DUA pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup.

4. Analisis perbandingan dua nilai

Pada tipe ini, anda akan diberikan sebuah informasi dan dua buah variabel (misal P dan Q). Umumnya, variabel P nilainya dicari berdasarkan informasi yang diberikan dan variabel Q nilainya diberikan. Kemudian, anda diminta untuk menentukan hubungan antara variabel P dan Q, mana yang lebih besar nilainya.

Contoh soal:

Subtopik: Bilangan

Sebanyak 20 jeruk di kotak P, masing-masing memiliki berat yang kurang dari setiap jeruk yang ada di kotak Q. Jika di kotak Q terdapat 19 jeruk, berapakah median berat dari 39 jeruk di kotak P dan Q?

(1) Berat dari jeruk yang paling ringan di kotak Q adalah 90 gram.
(2) Berat dari jeruk yang paling berat di kotak P adalah 75 gram.

A. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup.
B. Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup.
C. DUA pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup.
D. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup.
E. Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan.

Jawaban: B

Pembahasan:

Misalkan, berat jeruk-jeruk tersebut setelah diurutkan dari yang paling ringan hingga paling berat adalah x1, x2, x3, …, x39. Maka jeruk-jeruk dengan berat x1, x2, x3, …, x20 berada di kotak P dan jeruk-jeruk dengan berat x21, x22, x23, …, x39 berada di kotak Q.
Median berat dari 39 jeruk tersebut adalah x20, yang berarti berat jeruk yang paling berat di kotak P.

Semoga bermanfaat.
Mohon isi instrumen>>>>>>>>disini atau klik instrumen penilaian 

Sumber :


Filosofi Dari Logo Hari Pendidikan Nasional 2020

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2020 dilengkapi dengan logo yang dilambangkan dengan sebuah bintang, Bintang Pendidikan. Tema yang diusung pada perayaan Hari Pendidikan Nasional tahun 2020 ini adalah Belajar dari Covid.

Logo ini memancarkan semangat yang begitu nyata. Pilihan warna dari logo ini memiliki makna semangat kreatifitas dan inovasi generasi muda dalam memaksimalkan potensi intelektualnya.

Logo dibentuk dari 3 elemen yang terdiri dari Bintang, Keceriaan dan Pena. Dengan masing-masing elemen menggambarkan Hari Pendidikan Nasional 2020 untuk melahirkan generasi berprestasi.

Makna dari masing-masing ketiga elemen logo Hardiknas sebagai berikut:

Bintang, menggambarkan semangat Hardiknas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas berkarakter. Dengan garis luwes menggambarkan semangat adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis.

Keceriaan, menggambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan, penuh dengan antusiasme, dan gotong royong serta partisipasi publik.

Pena, menggambarkan proses pendidikan sebagai sebuah proses penciptaan mahakarya yang memerlukan perpaduan holistik antara kemampuan intelektual, emosional, dan spritual dalam pelaksanaan

Hari Pendidikan Nasional sendiri ditetapkan pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara yaitu pada tanggal 2 Mei.

Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa. Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.

Semangat yang digambarkan pada logo ini dilambangkan Mulai dari warna yang memiliki makna semangat kreatifitas dan inovasi generasi muda dalam memaksimalkan potensi intelektualnya. Logo dibentuk dari 3 elemen yang terdiri dari Bintang, Keceriaan dan Pena. Bintang mengambarkan semangat Hardiknas untuk melahirkan generasi berprestasi. Kecerian mengambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan penuh antusiasme untuk menuntut ilmu. Pena mengambarkan karya intelektual yang dihasilkan dari proses pendidikan yang profesional.


Sumber :

Kriteria Kelulusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim,
secara resmi menyampaikan pembatalan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2019/2020. Peniadaan UN berlaku untuk satuan pendidikan jenjang SMP/sederajat dan SMA/SMK/sederajat di Indonesia dengan mempertimbangkan keamanan dan kesehatan peserta didik di tengah pandemi Covid-19. Ketetapan ini tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease.

>>>>>>>>>>>>>Baca Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020

Aturan mengenai kelulusan sudah diatur dalam Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat Penyebaran Coronavirus Disease (covid-2019). Dalam poin 3 surat edaran tersebut dijelaskan:

  1. Ujian Sekolah untuk kelulusan dalam bentuk tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum terbitnya surat edaran ini. 
  2. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya. 
  3. Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh. 
  4. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat menggunakan nilai Ujian Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. 
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Plt Kabalitbang) Totok Suprayitno, US tidak hanya mengacu pada ujian tertulis, tetapi juga mencakup nilai rapor dan prestasi yang dimiliki siswa selama menempuh pendidikan. Untuk ujian tertulis (daring), materi yang akan tertuang dalam US merupakan kewenangan guru yang bersangkutan. Sekolah kini berperan sebagai penentu kelulusan siswa dengan berdasarkan evaluasi yang dilakukan guru. Sehingga penguasaan materi sangat bergantung dari cara siswa dan guru dalam memaksimalkan pembelajaran daring selama situasi darurat. Totok juga menyampaikan siswa akan tetap menerima ijazah tanpa mencantumkan nilai UN, karena sejak tahun 2015 UN lagi menjadi penentu kelulusan.

Sekolah yang telah melaksanakan US dapat menggunakan nilai US untuk menentukan kelulusan siswa. Sekolah memiliki hak penuh untuk membuat kriteria kelulusan yang mengacu kepada surat edaran Mendikbud RI Nomor 4 Tahun 2020, termasuk kenaikan kelas, karena kenaikan kelas juga hak penuh dari sekolah, dan Dinas Pendidikan hanya memotivasi dan memberikan arahan agar mengarah kepada surat edaran kementerian.

Tentunya juga tidak mengabaikan penilaian sikap. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik juga dapat menentukan kelulusan siswa.

Mohon isi daftar hadir >>>>>>>>>>>>>>>>>>disini
Mohon isi instrumen>>>>>>>>>>>>>>>>>>disini


Sumber :

Lanjut Kuliah atau Kerja

terbarukoleksisosial.blogspot.com
Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling sering muncul, menimbulkan dilema bahkan sampai dilema tingkat dewa, ‘Lanjut kuliah atau kerja?’ padahal pertanyaannya sangat sederhana dan tinggal pilih salah satunya. Tapi sungguh tidak segampang itu menjawabnya, jawabanmu lanjut pendidikan atau langsung kerja akan menentukan bagaimana jalan hidupmu di masa depan, bahkan hingga tua dan mati.

Benar-benar sebuah dilema!
Banyak orang berpendapat bahwa jika kuliah, nantinya akan memudahkan kita untuk meniti karier dan mendapat pekerjaan yang layak. Tapi tidak sedikit orang juga mengatakan bahwa tanpa kuliah pun kita akan tetap mendapat pekerjaan. Yang ada, mereka yang kuliah malah hanya membuang-buang waktu dan biaya tidak sedikit yang belum tentu mendapatkan pekerjaan.

Sebenarnya, pilihan hidup tersebut mengarah kembali pada diri kita, bagaimana cara pandang kita tentang lanjut kuliah terlebih dahulu baru kerja, ataupun kerja saja tanpa kuliah terlebih dahulu.
“Apakah dengan kuliah dapat memudahkan kita mendapatkan pekerjaan kelak?”
Kuliah adalah sebuah kegiatan dimana kamu menuntut ilmu yang tingkatannya lebih tinggi daripada SMA atau sederajat. Secara otomatis, kamu dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang belum kamu dapatkan sebelumnya di pendidikan SMA sederajat.

Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mencari pegawai-pegawainya dari lulusan universitas-universitas atau institusi lainnya. Jadi peluang untuk bekerja memang lebih besar. Bahkan banyak perusahaan-perusahaan atau institusi pemerintah yang lebih memilih merekrut Fresh Graduate atau lulusan-lulusan muda, jadi kesempatan untuk bekerja lebih banyak.

“Kalau kuliah dulu, kan pasti langsung dapat kerja?”

Jangan salah sangka dulu, semua itu belum dapat dikatakan pasti, karena itulah bisa juga dikatakan tidak, lulusan universitas atau institusi pendidikan setelah SMA belum tentu bisa langsung dapat bekerja setelah lulus kuliah. Yang ada malah banyak menganggur, atau bekerja bukan pada tempat seharusnya, mereka kadang bekerja dimana ijazah sarjana tidak terpakai, bahkan ada sarjana-sarjana yang tidak mendapat pekerjaan.

Hal itu terjadi karena memang saat ini banyak perusahaan yang selain mencari lulusan perguruan tinggi juga mempertimbangkan pengalaman bekerja. Pengalaman bekerja itulah yang biasanya belum didapatkan oleh lulusan perguruan tinggi, terutama yang selama kuliahnya hanya fokus pada belajar tanpa ikut organisasi dan kegiatan-kegiatan sosial.

Kalau kamu kuliah, pun belum tentu juga kamu dapat menyelesaikannya dengan baik, terkadang mahasiswa banyak yang IP-nya rendah, hal itu pun akan mempengaruhi kesempatan dari bekerja. Apalagi kalau kamu memang tidak cocok atau biasa disebut salah masuk jurusan dari awal, bisa-bisa kamu yang ada malah tidak lulus dari perguruan tinggi.

“Bagaimana jika langsung bekerja?”

Tidak ada salahnya jika lulus dari pendidikan SMA atau sederajatnya kamu langsung bekerja. Banyak yang beranggapan kuliah itu tidaklah penting, yang penting bagaimana cara agar kita mendapatkan pekerjaan.

Banyak orang sukses di luar sana yang hanya lulusan SMA atau sederajat, karena dari bekerja itulah pengalaman kita menjadi banyak untuk dapat kita pelajari.Tapi biasanya, jika kita bekerja dengan mengandalkan ijazah SMA kita tidak akan mendapatkan posisi yang tinggi dalam sebuah perusahaan karena memang untuk posisi atas biasanya pihak perusahaan mencari pegawai-pegawai yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.

 “Kalau kerja sambil kuliah, bisa nggak?”

Jelas untuk pertanyaan ini kita akan menjawab “bisa”. Banyak institusi-institusi yang menyediakan kuliah untuk pegawai-pegawai. Atau pekerjaan-pekerjaan paruh waktu untuk mahasiswa yang ingin bekerja.

Jadi kamu sambil bekerja untuk mendapat pengalaman dan penghasilan, juga mendapat ilmu lebih dari kuliah. Memang sulit untuk dilakukan, tapi dengan niat yang besar, kamu dapat menyelesaikan kuliah tanpa mengganggu pekerjaan. Manajemen waktu sangat penting di sini. Dengan begitu, secara otomatis kamu akan mendapatkan setidaknya pendidikan dan ijazah yang lebih tinggi dari sekedar pendidikan dan ijazah SMA.

Untuk lebih jelasnya lagi, berikut beberapa masing-masing keuntungan jika kamu memilih melanjutkan pendidikan dengan kuliah atau langsung kerja.
Keuntungan jika kamu lanjut kuliah

Ini yang paling lazim dilakukan banyak orang, setelah lulus SMA langsung melanjutkan kuliah, asalkan tak terbentur biaya biasanya mereka langsung mendaftar di PTN atau PTS favoritnya. Berikut adalah keuntungannya;

Lingkungan belajar yang kondusif
Kampus adalah tempat yang cocok untuk belajar segala hal dari teori hingga praktek dan kamu tak perlu takut untuk bereksperimen dengan apa pun. Berbeda dengan lingkungan kerja atau kantor, dimana kamu dituntun untuk tidak melakukan kesalahan, kecuali itu usaha yang kamu dirikan sendiri.

Kamu akan memiliki modal ijazah
Setelah kurang lebih 4 tahun kuliah maka kita akan mendapatkan teori perkuliahan dan yang terpenting adalah ijazah. Dengan ijazah maka kemampuan kita diakui oleh negara, selain itu ijazah masih menjadi patokan rata-rata perusahaan dalam merekrut karyawan baru dibandingkan pengalaman kerja.

Memiliki jaringan yang luas
Dengan lingkungan kampus yang di dalamnya terdapat banyak orang dari barbagai darah dan waktu kuliah yang lebih sedikit dibandingkan saat bekerja, maka kamu akan lebih mudah membangun jaringan pertemanan dibanding bila sudah bekerja, saat bekerja kamu hanya akan berfokus pada pekerjaan dan hanya bergaul pada orang yang terbatas.
Keuntungan jika kamu langsung bekerja

Berbeda jika kamu memulai dengan bekerja terlebih dulu baru kuliah, biasanya hal ini dilakukan secara simultan, bekerja untuk membiayai kuliah sehingga saat lulus, selain ijazah kamu pun sudah mendapat pengalaman kerja.

Beberapa keuntungan bila langsung bekerja adalah:

Belajar dari pengalaman
Bekerja bisa dibilang membuktikan teori yang pernah kamu pelajari di bangku pendidikan formal, tanpa mempelajari teori mungkin kamu akan lebih sulit dalam bekerja, namun itu bukanlah sebuah kekurangan karena pengalaman adalah guru terbaik.

Pengalaman kerja
Sudah tentu bekerja memberikan pengalaman berbeda yang bisa menjadi keunggulan tersendiri dibanding mereka yang masih duduk di bangku kuliah. Mendapatkan pengalaman kerja, artinya selangkah lebih maju dibandingkan teman-temanmu yang masih berkutatat dengan kuliah.

Jenjang karir
Setiap orang memulai jenjang karirnya dari bawah lalu perlahan naik. Bila kamu mulai meniti karir dari awal maka harusnya kamu dapat mencapai jenjang atas lebih dulu dibandingkan orang lain. Berbeda dengan lulusan kuliah tanpa pengalaman kerja, biasanya mereka mesti meniti dari bawah.

***
Pilih kuliah atau kerja, dan apapun yang menjadi pilihan hidupmu, akan membuat suatu jalan ke depan. Jadi, pilihlah dengan sebaik-baiknya jika memang tidak ingin rugi dan menyesal di kemudian hari. Jika ingin kuliah, carilah program studi/jurusan yang memang memiliki kesempatan kerja tinggi dan cocok dengan diri kamu, kamu minati.

Bill Gates memang putus kuliah, Bob Sadino juga tidak selesaikan sekolahnya tapi mereka gigih berjuang untuk menutupi kekurangan mereka di bangku pendidikan formal/kuliah dan akhirnya pun mereka sama bahkan lebih sukses dari orang yang pernah dan lulus kuliah
Intinya adalah kuliah untuk menunjang pekerjaan yang lebih baik, sedangkan bekerja untuk membiayai kuliah untuk tingkat lanjut. Namu jika pintar membagi waktu lebih baik lagi kuliah sambil kerja.

>>>>>>>>>>>>>>Isi daftar hadir >>>>>>>>>>Disini
>>>>>>>>>>>>>>Isi Instrumen  >>>>>>>>>>>Disini

Sumber:

Maindfulness - Panduan Pernafasan Menghadapi Pandemi Codvid-19

Emosi atau perasaan sedih yang muncul akibat terlalu lama "terisolasi" di dalam rumah ataupun tempat tertentu. Di masa pandemi virus corona atau Covid-19, masyarakat harus lebih waspada dengan  perasaan tersebut. Sebab, banyak dari kita yang harus tinggal di rumah sampai waktu yang belum ditentukan, guna mengurangi risiko penyebaran virus corona.

Gejala yang muncul akibat terlalu sering berada di rumah tidak hanya sekadar merasa bosan saja. Tapi jauh lebih serius dari itu. Berikut ini adalah gejala yang harus diwaspadai selama masa darurat virus corona:

• Kegelisahan
• Turunnya motivasi
• Mudah tersinggung
• Mudah putus asa
• Sulit berkonsentrasi
• Pola tidur tidak teratur
• Sulit bangun dari tidur
• Lemah lesu
• Sulit percaya pada orang di sekitar
• Tidak sabaran
• Merasa sedih dan depresi untuk waktu yang lama

Maka untuk mengurangi perasaan - perasaan tersebut, dengan melakukan teknik pernafasan atau juga disebut Maindfulness. 

Apa itu Maindfullness? simak baik-baik slide dibawah.


Atau Anda simak panduan pernafasan pada gambar di bawah

sumber: https://psikologi.unair.ac.id/en_US/

Demikian semoga bermanfaat.

Mohon Mengisi daftar hadir >>>>>>>>DISINI


Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=3ixDelEwTo0
https://psikologi.unair.ac.id/en_US/

Tips Menjawab Soal TPS Pemahaman Bacaan UTBK 2020

sumber: pikiran-rakyat.com

TPS sendiri punya 4 bagian subtes yang harus dilalui oleh para peserta. Materi sebelumnya membahas bagaimana menjawab soal tes penalaran di salah satu subtes tersebut. selanjutnya, kita akan  bahas tentang pemahaman bacaan. Sama seperti jumlah subtes yang diujikan dalam TPS, tips menjawab soal di subtes pemahaman bacaan ini paling tidak ada 4. Apa saja itu?

1. Baca soal terlebih dahulu
JIka mau menjawab pertanyaan baca soalnya dulu dong. Masa jawabannya? Tapi, ada bedanya juga nih buat subtes pemahaman bacaan ini. Namanya kan pemahaman bacaan kan? Pastinya soal-soal yang ditanyakan ada hubungannya dengan sebuah bacaan, entah artikel atau potongan artikel beberapa paragraf gitu deh.

=========>>>>>>>>>>>>>>BACA CONTOH SOAL TPS UTBK TAHUN 2019

Nah, kamu jangan membaca bacaannya dahulu. Baca dulu soal-soalnya. Kamu lihat apa yang ditanyakan di soal itu. Kenapa? Karena, umumnya nih soal-soal di subtes pemahaman bancaan itu hanya menanyakan bagian/paragraf ke berapa gitu dari bacaannya. Kalau misalnya nih, bacaannya itu ada 8 paragraf, butuh waktu berapa lama? Terus yang ditanyain ternyata informasi di paragraf ketiga aja. Buang-buang waktu kan?

2. Gunakan teknik membaca cepat untuk pertanyaan seputar judul
Semisalnya nih, pertanyaan di subtes pemahaman bacaan itu menanyakan seputar judul yang tepat untuk bacaan yang ditanyakan, maka kamu harus membaca teks secara cepat. Istilahnya itu membaca memindai. Intinya tuh membaca dengan cara memindai ini punya tujuan untuk mengetahui maksud dari keseluruhan isi teks. Dengan teknik membaca cepat ini kamu diharapkan bisa menyimpulkan isi teks dan kemudian ditentukan judul yang tepat untuk teks tersebut.

3. Membaca dengan cermat untuk paragraf yang ditanyakan
Oke, contohnya ada soal seperti ini
“Kata berimbuhan yang salah dalam paragraf 5 ialah…”
Nah, kalau ada pertanyannya spesifik menanyakan salah satu paragraf gitu, maka kamu hanya perlu fokus pada paragraf yang dimaksud. Intinya tuh kamu harus benar-benar cermat dengan apa yang ditanyakan pada soal dan cermat membaca dalam paragraf. Kalau seperti contoh di atas, yang ditanyakan imbuhan yang salah, ya berarti kamu harus cermat mencari kata berimbuhan yang salah dalam paragraf yang dimaksud.

4. Banyak belajar dari KBBI dan PUEBI
Nanti bisa aja ada pertanyaan muncul begini
“Kata menganalisa para paragraf ke dapat diganti dengan…”
Kalau beneran muncul itu gimana? Dan inilah yang namanya penalaran kebahasaan.
Di subtes TPS pemahaman bacaan itu ada bagian penalaran kebahasaan. Bagian ini menguji pengetahuan kamu tentang KBBI (Kamus Besar Bahasa Indoesia) dan juga PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Biar gampang diinget tuh, penalaran kebahasaan ini menguji seberapa akrab kamu dengan KBBI dan PUEBI gitu.

Semoga bermanfaat.

Sumber :

Tips Menjawab Soal Tes Potensi Skolastik (TPS) UTBK Penalaran Umum

Sumber: edunews.id

Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) memberi pengumuman jadwal terbaru untuk UBTK SBMPTN 2020. Informasi tersebut tentunya cukup membuatmu bisa fokus mempersiapkan diri menghadapi UTBK SBMPTN 2020.

Anda pastinya sudah mengetahui, jika yang akan diuji dalam UTBK itu materi-materi Tes Potensi Akademik dan Tes Potensi Skolastik. Tapi, tidak untuk tahun ini. LTMPT memutuskan bahwa yang akan menjadi tolak ukur penilaian ujian, hanyalah dari materi Tes Potensi Skolastik atau TPS.
Tes Potensi Skolastik lah yang akan diujikan. Dalam tes ini, yang akan diukur adalah kemampuan kognitif, logika atau nalar, dan pemahaman umum, diluar kemampuan akademik.
Di dalam soal-soal TPS, ada beberapa kategori yang perlu banget Anda ketahui. Pertama itu ada Penalaran Umum, lalu Pemahaman Bacaan, terus Pengetahuan Umum, dan yang terakhir adalah Pengetahuan Kuantitatif.

Keempat kategori itu harus Anda pahami seperti apa soal-soalnya dan bagaimana cara menjawab dari masing-masing kategorinya. Sebelum Anda lanjut membaca artikel ini, ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu TPS UTBK tentang item analysis dari kategori Penalaran Umum.
Silahkan lanjut. Karena di artikel ini mengupas tips untuk 3 kategori soal yang akan diujikan di TPS UTBK. Simak baik-baik ya, karena ini sangat penting.

1. Kesesuaian Pernyataan
  • Kata kunci dalam mengerjakan soal ini adalah ketelitian dan penalaran.
  • Untuk melihat kesesuaian pernyataan, hal yang dapat dilakukan adalah membaca secara cermat dan cepat. Tidak perlu membaca keseluruhan teks.
  • Lihat pernyataan-pernyataan pada pilihan jawaban.
  • Perhatikan kata kunci pada setiap pernyataan di pilihan jawaban.
  • Cari kalimat yang maknanya sama dengan teks.
  • Pilihan jawaban yang benar:
  • ada pernyataan di dalam teks yang sama persis dengan pilihan jawaban atau
  • pilihan jawaban memiliki makna yang sama dengan pernyataan dalam teks

2. Simpulan Logis
  • Kata kunci dalam mengerjakan soal ini adalah ketelitian dan penalaran.
  • Untuk melihat simpulan yang paling mungkin benar, hal yang dapat dilakukan adalah membaca secara cermat dan cepat. Tidak perlu membaca keseluruhan teks.
  • Pahami paragraf yang ditanyakan pada soal.
  • Sesuaikan kalimat pada pilihan jawaban dengan pernyataan-pernyataan yang terdapat pada teks.

3. Penalaran Analitik
Untuk soal-soal PERBANDINGAN yang biasanya memiliki ciri-ciri memuat kata “lebih” atau “daripada”, solusi termudahnya adalah dengan “digambar/ditulis”. Selain digambar, peserta juga dapat mengurutkan dengan menggunakan nomor 1-6 (dimulai dari nilai tertinggi hingga terendah).

Untuk mengetahui urutan posisi tertentu, peserta dapat mengurutkan dengan menggunakan nomor 1-6 (bergantung jumlah posisi) sesuai dengan urutan orang tersebut. Selain itu, peserta juga dapat menggunakan inisial nama tokoh dalam bacaan untuk mempermudah penggambaran posisi.
Untuk menyimpulkan suatu pernyataan, hal yang dapat dilakukan adalah membuat poin-poin dari pernyataan A, pernyataan B, dan seterusnya.

Untuk soal yang menggunakan kata “sementara” atau “semua“, ingatlah bahwa: sementara/sebagian/beberapa/ada/mungkin semua → artinya tidak semuanya atau minimal satu semua/setiap → artinya seluruh anggota tanpa terkecuali.

Semoga Artikel ini bermanfaat

=====Mohon memberi tanggapan pada kolom komentar, kritik dan saran membangun senantiasa kami perlukan====

Sumber :