a. Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama
pulpenguru.blogspot.com |
Kerjasama umat bragama yaitu hubungan sesama
umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan
kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan
pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat
beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu
dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan
yang berbadan hokum dan telah terdaftar di pemerintah daerah. Pemeliharaan
kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun Negara pusat
merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta instansi pemerinth lainnya.
Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk memfalisitasi terwujudnya kerukunan
umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical, menumbuh kembangkan
keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara
umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat
Beragama dibentuk di Provinsi dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat
konsultatif gengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh
masyarakat, menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat,
menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan :
1. Saling
tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama
2. Tidak
memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Melaksanakan
ibadah sesuai agamanya, dan
4. Mematuhi
peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau
Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan
dan ketertiban antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan
masyarakat berbangsa dan bernegara.
b. Manfaat Kerjasama Antar Umat Beragama
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara. Dialog antar umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa. "Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara,"
Tokoh dan umat beragama dapat memberikan
kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk
menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk
kemiskinan dan kebodohan. Pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa
misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan
meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter.
"Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas
agama.
Kerjasama di antara umat beragama merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan kerjasama yang erat di antara mereka, kehidupan dalam
masyarakat akan menjadi aman, tenteram, tertib, dan damai. Bentuk kerjasama
antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:
1. Adanya dialog antar pemimpin agama
2. Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya
masing-masing.
3. Saling
memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam
Kerjasama
Antar Umat Beragama
Kerja sama merupakan hubungan yang dinilai paling
berhasil dalam suatu kemajemukan. Oleh karenanya hal ini menjadi mutlak
dilakukan di negara kita yang majemuk. Kerja sama harus dilakukan untuk
menghasilkan pembaruan yang diinginkan. Selain itu, kerja sama juga dapat
memperkuat atau memberdayakan orang atau kelompok lain yang belum terlibat.
Dengan kerja sama, masalah-masalah akibat perbedaan etnis, agama, dan budaya
dapat diatasi. Contoh, kerja sama dalam pembangunan jembatan yang rusak dapat
menyatukan warga di wilayah yang berbeda. Kerja sama dapat pula dilakukan antarumat beragama. Kerja
sama antarumat beragama meliputi berbagai bidang. Beberapa bidang kerja sama
antarumat beragama antara lain sebagai berikut :
1.
Penegakan
Keadilan
Kerjasama antarumat beragama
dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk mengurangi atau memberantas
praktik ketidakadilan yang sudah menyengsarakan rakyat dan umat dalam waktu
yang cukup lama. Misalnya, dengan melaporkan pihak yang melakukan korupsi
kepada penegak hukum.
2. Perbaikan taraf hidup (ekonomi)
Kerja sama antarumat
beragama memungkinkan adanya perbaikan taraf hidup bagi pemeluknya. Salah satu
contoh kerja sama dalam bidang ini adalah penggalangan dana untuk membantu
korban bencana dan membuka lapangan kerja untuk warga yang belum bekerja.
3. Perbaikan Akhlak
Para pemimpin
dan tokoh-tokoh agama dituntut untuk bisa bekerja sama dalam menyuarakan
kehendak agama demi kebaikan, perdamaian, kebahagian, dan keselamatan umat
manusia. Misalnya dengan mendukung diberantasnya perilaku seks bebas yang dapat
merusak mental dan perilaku remaja.
Jangan lupa >>>>>Mohon Tanggapan dengan mengisi form dengan klik disini>>>>>>>>>>
c. Kendala-Kendala
dalam Kerukunan Antar Umat Beragama
1) Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu
masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia,
adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana
diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan
tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan
teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan
mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam
tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga
jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi
kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan
masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan
perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara
beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.
Jangan lupa >>>>>Mohon Tanggapan dengan mengisi form dengan klik disini>>>>>>>>>>
2) Kepentingan Politik
kompasiana.com |
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi
faktor penting sebagai kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat
beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara
faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun
dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun,
dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja
muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan
memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan
“bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di
negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di
negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi
darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya.
Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak
mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita
seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya.
3) Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara
eksklusif juga ada dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah
tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai
Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan
praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan
bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan
menusia.
Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena
masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga
memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak
dari satu komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin
agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja, dalam
agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok Evangelis, misalnya,
berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak mereka yang percaya untuk
meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di luar” untuk masuk dan
bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung dengan gereja yang
akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan saling mengandalkan
pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme
yang berlebihan
Pamela Espland dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Ramaja Gaul
menuliskan 9 (sembilan) alasan bagi para remaja untuk pergi ke rumah ibadah
atau menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan, yaitu sebagai berikut :
1. Komunitas religius
mengurangi tindakan-tindakan penuh resiko. Remaja yang aktif dalam kegiatan
keagamaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk terkena pengaruh negatif
pergaulan, seperti penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, dsb,
dibandingkan dengan remaja yang tidak bergabung dengan komunitas keagamaan.
2. Komunitas religius
mengajarkan nilai-nilai. Nilai-nilai kebaikan ini akan mengarahkan para
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan
positif.
3. Komunitas religius tidak
memiliki batasan usia. Tiadanya batasan usia membuat kita dapat bertemu dengan
orang-orang dari berbagai tingkatan usia.
4. Komunitas religius
menyediakan perlindungan dan sandaran. Kamu akan menjalin hubungan dengan
guru-guru pelajaran agama, pemimpin kaum muda, rekan sebaya, keluarga, dan
pembimbing yang peduli padamu dan selalu siap membantu pada saat senang dan
susah.
5. Komunitas religius
menaruh harapan tinggi pada kaum muda. Pemahaman akan potensi besar membuat
komunitas religius selalu memotivasi dan memfasilitasi remaja untuk tumbuh dan
berkembang menjadi dewasa, sukses dan berprestasi.
6. Komunitas religius
menyediakan kesempatan agar kamu menjadi anggota kelompok yang bisa
berkontribusi.
7. Komunitas religius
mendorong kamu untuk melayani orang lain. Orang yang terbaik adalah orang yang
paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
8. Komunitas religius
memupuk kemampuan bersosialisasi dan sifat kepemimpinan. Komunitas ini memberi
kesempatan pada remaja untuk memimpin, merencanakan program, menjadi pemimpin
agama bagi rekan-rekan sebaya dan anak yang lebih muda melalui kegiatan
positif.
9. Komunitas religus
menawarkan stabilitas. Sesuatu yang dibuat oleh manusia pasti akan mengalami
perubahan. Hanya nilai-nilai dan ajaran agama yang berasal dari Tuhan yang
tidak akan pernah berubah.
Sumber :
- Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
- Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta, Paramitra
- Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
>>>>>Mohon Tanggapan dengan mengisi form dengan klik disini>>>>>>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar